Jumat, 29 Desember 2017

Review Jurnal


 Judul
SERTIFIKASI HALAL SEBAGAI PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAMI DALAM UPAYA PERLINDUNGAN BAGI KONSUMEN MUSLIM
Jurnal Komunikasi Bisnis
Volume dan Halaman
Vol. XIV,  No. 1, Hal 145-154
Tahun
2014
Penulis
Rahlam & Nahrowi
Reviewer
Elsa Ira


Abstrak

Jurnal yang berjudul “Sertifikasi Halal sebagai Penerapan Etika Bisnis Islami dalam Upaya Perlindungan bagi Konsumen Muslim ini berisi tentang sangat dibutuhkannya sertifikasi halal dalam makanan oleh konsumen Muslim untuk memberikan jaminan agar tidak mengkonsumsi atau menggunakan produk barang atau jasa yang tidak halal sehingga tidak terkena dosa, sehingga menjadi tugas bagi pemerintah untuk menjamin makanan yang beredar di masyarakat benar-benar halal bagi Muslim di Indonesia.
Pendahuluan
Di dalam Pendahuluan, penulis mengingatkan kepada pembaca bahwa pernah terjadi beberapa kasus temuan adanya bakso yang dibuat dari daging babi dan beberapa kosmetik memiliki unsur dari hewani yang bersifat haram.
Penulis menegaskan bahwa banyaknya bahan makanan yang beredar di masyarakat tanpa memperhatikan pencantuman label halal sesungguhnya merupakan pelanggaran hak terhadap konsumen yang beragama Islam dimana Konsumen Muslim yang merupakan mayoritas penduduk di Indonesia adalah pihak yang paling dirugikan.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari Penulisan ini adalah menelaah tentang urgensi sertifikasi halal sebagai bentuk perlindungan terhadap konsumen Muslim sebagai bagian dari penerapan etika bisnis dalam Islam.
Tinjauan Umum tentang Sertifikasi Halal
Tujuan pelaksanaan sertifikasi halal pada produk pangan, obat-obatan dan kosmetika adalah untuk memberikan kepastian kehalalan suatu produk sehingga dapat menentramkan batin yang mengkonsumsinya dikeluarkan oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI) yang menyatakan suatu produk sudah sesuai dengan syariat Islam. Sertifikat halal ini dapat digunakan untuk pembuatan label halal. Pemberian label bertujuan untuk memberikan rasa aman dan terhindar dari produk makanan yang tidak halal.
Etika Bisnis dalam Islam
Dalam sub bab ini membahas mengenai etika perdagangan dalam islam yaitu jujur, tanggung jawab, tidak menipu, menepati janji, murah hati, tidak melupakan akhirat, kesadaran tentang signifikansi sosial kegiatan bisnis, tidak boleh monopoli, tidak boleh melakukan bisnis dalam kondisi mudarat yang dapat merugikan dan merusak kehidupan individu dan sosial, komoditi bisnis yang dijual adalah barang yang suci dan halal bukan barang yang haram, bisnis yang dilakukan harus bersih dari unsur maysir (judi), gharar (penipuan) dan riba.
Sertifikasi dan Labelisasi Halal sebagai Wujud Perlindungan Konsumen Muslim
Dalam sub bab ini membahas mengenai sudah seharusnya Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia harus melindungi konsumen muslimnya dengan cara menerapkan regulasi produk pangan, kosmetika dan obat-obatan dengan sertifikasi dan label halal. Selain konsumen, dengan adanya produk halal juga menguntungkan bagi produsen yaitu dapat meningkatnya rasa kepercayaan dan loyalitas konsumen. Produk halal bisa menjangkau semua kalangan pasar, baik Muslim maupun non Muslim.
Penutup
Dalam bab ini membahas mengenai kesimpulan yaitu Sertifikasi halal menjadi kewajiban negara untuk memproteksi hak-hak konsumen Muslim dari mengkonsumsi makanan, obat-obatan dan kosmetika yang berasal dari jenis dan zat yang haram. Sertifikasi dan labelisasi halal merupakan etika bisnis yang harus dijalankan oleh para produsen untuk melindungi hak-hak kaum Muslim di Indonesia.
Kekuatan penelitian
Dalam jurnal ini banyak mengutip kutipan  baik dari buku ataupun jurnal.
Kekurangan penelitian
Dalam jurnal ini masih terdapat beberapa salah pengetikan kata (typo).

Minggu, 19 November 2017

Foreign Exchange Exposure

Foreign Exchange Exposure adalah suatu ukuran dari risiko yang dihadapi perusahaan jika terdapat perubahan nilai tukar (kurs) mata uang. 

A.      Transaction exposure
Transaction exposure merupakan risiko yang dihadapi oleh perusahaan ketika melakukan transaksi dengan pihak lain, baik itu supplier, pelanggan, ataupun pihak lainnya dengan menggunakan mata uang asing. Sehingga, perusahaan yang terlibat transaksi ini terekspos terhadap risiko perubahan nilai valas di masa depan. Perusahaan yang melakukan jual beli dengan denominasi mata uang asing menghadapi transaction exposure ini.
Misalnya, perusahaan importir A yang berbasis di Indonesia, punya utang ke suppliernya perusahaan B yang berbasis di AS dalam mata uang dollar. Perusahaan A mengalami ketidakpastian karena ketika mereka harus membayar utangnya di masa depan nilai tukar bisa berubah.
Menerapkan transaction exposure yaitu melakukan kebijakan berupa perlakuan pendapatan dan biaya (cost) dalam valas dalam tahun buku yang akan datang dan selanjutnya melakukan analisa pengaruhnya terhadap laba bersih atas potensi kemungkinan timbulnya perubahan-perubahan dalam kurs valuta asing.
Menurut Eitman, beberapa aktivitas yang dapat mengakibatkan suatu transaction exposure diantaranya adalah:
a.       Membeli/menjual dalam kredit dengan harga dalam valas
b.      Meminjam/ memberi pinjaman, dengan sistem pelunasan menggunakan valas
c.       Masuk ke dalam kontrak forward valas
d.      Memperoleh asset atau liabilities dalam valas
 
B.      Operating exposure
Yaitu melakukan research dan analisa secara mendaLam terhadap trend & nbsp; kurs valas yang terjadi pada masa yang akan datang (future analysis), mengkajinya dalam bentuk hubungnnya dengan kondisi dari ekspor dan impor serta sebagainya pada kondisi jangka panjang.
Operating exposure, biasa disebut juga dengan economic exposure atau strategic exposure, yakni mengukur perubahan pada present value yang diterima oleh perusahaan akibat perubahan pada arus kas operasi perusahaan di masa depan, yang disebabkan oleh perubahan yang tidak terduga pada nilai tukar. Exposure ini mengakibatkan penjualan turun dari pelanggan internasional. Meskipun dampaknya tidak muncul di neraca, namun munculnya di laporan laba/rugi, sehingga kemudian mempengaruhi daya saing perusahaan di pasar.
Transaction dan operating exposure sama-sama muncul ketika adanya perubahan yang tidak terduga dalam arus kas di masa depan. Lalu apa bedanya transaction dengan operating exposure? Transaction exposure muncul dari arus kas masa depan yang kontraknya sudah disepakati sejak sekarang, sementara itu operating exposure arus kas-nya tidak terkait dengan kontrak.
C.       Translation Exposure
Menerapkan accounting/translation exposure, yaitu melakukan kebijakan untuk mengkonversi aktiva dan passive perusahaan dalam bentuk valas yang jangka panjang ke dalam bentuk mata uang domestic negara. Tujuan accounting/translationexposure adalah untuk konsolidasi dan pelaporan.
Translation atau accounting exposure muncul karena laporan keuangan dari cabang asing yang dalam mata uang asing, harus dikonversi ke dalam reporting currency perusahaan induk untuk membuat laporan keuangan konsolidasi. Misalnya, laporan keuangan dari cabang yang menggunakan mata uang asing dikonsolidasikan ke laporan keuangan perusahaan induk ke dalam mata uang lokal.
Translation exposure ini dapat mengakibatkan perubahan pada item-item neraca seperti utang dan piutang, juga aset dan utang jangka panjang.
Untuk dapat mengurangi risiko valas, maka salah satu strategi yang dapat dipergunakan adalah dengan cara mengatasi exposure yang disebabkan oleh mata uang asing, maka dapat dilakukan“Hedging”.Hedging adalah suatu aktivitas lindung nilai dalam rangka mengantisipasi pergerakan mata uang asing.
Manfaat dari hedging yaitu melindungi asset perusahaan dari potensi kerugian valas, serta mengurangi variasi dari arus kas di masa depan. Perusahaan memperoleh suatu kepastian melalui hedging. Teknik-teknik hedging yang pada umumnya digunakan untuk mengatasi transaction exposure antara lain adalah: 
a.      Mengelola Foreign Exchange Risk
Transaction exposure dapat diatasi dengan beberapa cara, antara lain contractual, operating dan financial hedge. Contractual hedge ini meliputi kontrak forward, future, dan option. Sementara itu operating dan financial hedge meliputi penggunaan risk-sharing agreement, leads & lags, swap, dan strategi lainnya yang juga digunakan untuk mengatasi operating exposure.
b.      Forward hedge
Cara yang paling sederhana dalam menghilangkan transaction exposure adalah dengan melakukan forward hedge. Forward hedge memungkinkan perusahaan untuk mematok nilai valas untuk masa depan, yang sudah ditentukan sejak hari ini. Kontrak forward pada umumnya dilakukan dengan pihak bank sebagai counterparty.
Misalnya, sebuah perusahaan AS mengekspor ke Eropa, dan akan menerima pembayaran sebesar €50,000 dalam 90 hari ke depan. Misalnya spot rate saat ini adalah $1.2790/€, sementara 3-month forward rate adalah $1.2850/€. Dengan melakukan forward hedge, maka dalam 3 bulan mendatang perusahaan AS akan menerima €50,000 dan menukarkannya pada rate $1.2850/€, dan menerima $64,250. Dengan melakukan forward hedge berarti transaction exposure tereliminasi. Tanpa melakukan hedging, maka perusahaan terekspos oleh risiko pergerakan mata uang asing, bisa gain ataupun loss. 
c.       Futures hedge
Konsep dalam forward dan futures hedge pada dasarnya sama, yang berbeda adalah mekanismenya. Jika forward maka counterparty adalah bank, maka dalam futures ada perantara yakni clearing exchange. Kelemahan dari metode ini adalah penggunaan marked to market, sehingga dalam pergerakan harian bisa tercipta gain ataupun loss, dan jika margin tidak cukup kuat, maka bisa terkena call margin.
d.      Money market hedge
Hedging di pasar uang yakni aktivitas lindung nilai untuk utang maupun piutang di masa depan, dengan cara mengambil posisi di pasar uang. Money market hedge meliputi aktivitas meminjam dan berinvestasi dengan mata uang yang berbeda.
Misalnya, jika sebuah perusahaan di Eropa punya piutang sebanyak $100,000, maka terekspos risiko jika nantinya Dollar melemah terhadap Euro. Untuk mengeliminasi risiko tersebut, maka perusahaan bisa mengambil pinjaman dalam Dollar, menukarnya ke Euro, kemudian berinvestasi pada pasar uang. Selanjutnya hasil pembayaran piutang tersebut akan digunakan untuk melunasi pinjaman. 
e.       Currency option hedge
Hedging menggunakan option yakni dengan menggunakan hak beli atau hak jual sejumlah mata uang asing pada tingkat harga tertentu untuk melakukan lindung nilai. Hedging options memungkinkan perusahaan untuk melindungi risiko pergerakan mata uang asing yang tidak diharapkan, juga memungkinkan perusahaan untuk menangguk untung.
Kondisi perubahan yang menyebabkan suatu perusahaan mengambil beberapa keputusan guna melindungi aktivitas bisnisnya dari kondisi fluktuatif yang mampu memberi dampak pada kerugian perusahaan, yaitu :
a.       Menghindari pembelian barang dalam bentuk mata uang asing ketika jika itu tidak diperlukan
b.      Menghindari pembelian barang baru walaupun harganya rendah karena dalam kondisi mata uang asing yang bersifat fluktuatif memungkinkan barang tersebut kembali mengalami penurunan yang jauh lebih murah seiring dengan penurunan nilai mata uang asing
c.       Jika ada barang di gudang yang memiliki nilai jual tinggi di pasaran dan jumlah barang tersebut dianggap tidak efektif. Dalam artian daripada tersimpan dalam jumlah yang banyak di gudang sementara perusahaan membutuhkan dana maka ada baiknya barang tersebut dijual dan digantikan dengan yang lain namun memiliki nilai jual yang tinggi.
 
referensi :
http://adnantandzil.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-valuta-asing-dan-risiko.html
 

Senin, 30 Oktober 2017

Teknologi Komunikasi



Teknologi adalah alat, cara atau teknik yang dapat membantu manusia dalam menjalankan pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah.

Contoh Teknologi Komunikasi :


  1. Laptop





Laptop atau komputer bergerak yang berukuran relatif kecil dan ringan, beratnya berkisar dari 1-6 kg, tergantung pada ukuran, bahan, dan spesifikasi laptop tersebut.            
Manfaat laptop :
  • Membantu pekerjaan manusia lebih cepat dengan adanya berbagai macam aplikasi seperti mc.word, mc.excel, ppt, photoshop dsb
  •  Flexibel karena mudah untuk dibawa kemana-mana
  • Alat untuk mengakses internet
  • Mencari informasi
  • Mendengarkan musik
  • Mengambil dan melihat foto, video
  •  hiburan

2. Printer


Merupakan salah satu perangkat keras komputer (output ) yang banyak digunakan untuk mencetak dokumen. Manfaat printer :
  • Mencetak dokumen
  • Mencetak foto
  • Mencetak sticker dan sablon
  •   Mencetak banner dan spanduk, untuk printer yang lebih besar 


3. Scanner

        Manfaat scanner :
  •  Sebagai pemindai file hard menjadi file digital
  • untuk mengirim fax dengan cara memasukkan nomor tujuan fax dan kemudian melakukan pengiriman sehingga si penerima mendapatkan hard file
  • scanner di dalam bidang kesehatan berfungsi untuk melihat organ bagian dalam
 4. Handphone

Handphone atau biasa disebut telepon genggam merupakan perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless). Manfaat handphone :
  • Alat komunikasi jarak jauh melalui telepon suara, telepon video atau pesan singkat
  •  Flexibel karena mudah untuk dibawa kemana-mana
  • Alat untuk mengakses internet
  • Mengambil dan melihat foto, video
  • Mendengarkan lagu, radio
  • Mencari informasi
  • Mengirim email
  • hiburan

5. Email (elektronik mail)

Email merupakan sebuah layanan yang dapat digunakan untuk mengirim pesan secara elektronik menggunakan internet dan dalam beberapa jenis format tertentu.
Manfaat email :
  • Mengirim surat dengan cepat menggunakan akses internet
  • Mengirim dokumen
  • Mengirim gambar
  • Sebagai dasar akun untuk membuat media sosial seperti instagram, path facebook dsb
  • Media informasi
  • Media komunikasi