Selasa, 18 November 2014

Koran (Manusia dan Kebudayaan), Ilmu Budaya Dasar






Menyulap Sampah Menjadi Manfaat 

Kurnia Illahi
Sabtu,  4 Oktober 2014    15:08 WIB
Bupati Banjar Khairul Saleh (kiri) saat demo penggunaan gas untuk rumah tangga dari pengelolaan sampah.

JAKARTA - Pengelolaan sampah menjadi persoalan bagi hampir sebagian kota di Indonesia. Butuh upaya keras untuk menangani masalah sampah. Salah satunya seperti yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Dengan program Sampah Membawa Berkah, pemerintah setempat tidak hanya menciptakan lingkungan bersih. Tapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat. Program Sampah Membawa Berkah mengubah urusan pengelolaan sampah yang sebelumnya selalu rumit dan bermasalah, menjadi mudah dan justru menguntungkan.
"Kami menyulap TPA (tempat pembuangan akhir) yang dulunya kumuh, kotor, dan bau menjadi TPA yang nyaman, sehat dan malah menghasilkan listrik dan gas," kata Bupati Banjar Sultan H Khairul Saleh, Sabtu (4/10/2014) dalam keterangan pers.
Ide program ini muncul dari pengalaman panjang Kabupaten Banjar dalam mengelola sampah, ketika TPA tidak lagi mampu menampung volume sampah setiap hari. Peningkatan volume sampah yang terus terjadi seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, membuat paradigma pengelolaan sampah harus diubah.
"Dulu paradigmanya hanya kumpul, angkut, buang. Akhirnya sampah menumpuk dan TPA tak sanggup menampung," ujar Khairul
Oleh karena itu, kata dia, dibuat sistem pengelolaan baru dengan sejumlah rangkaian. Sampah sudah harus dipilah sejak dari rumah, dipilih mana yang bisa masuk bank sampah, dikumpulkan di tempat pembuangan sampah (TPS). Di setiap TPS disediakan bak sampah berbeda sesuai peruntukan, yakni untuk bak sampah plastik, bak gelas, bak logam, dan bak untuk kertas. Sampah dari TPS lalu diangkut dan dipilah lagi di TPA. Program ini dilaksanakan oleh Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Banjar, dengan menggandeng sejumlah kelompok swadaya masyarakat (KSM).  KSM melakukan edukasi kepada masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah sejak di rumah tangga, pasar, maupun toko/warung.
"Pemilahan sampah ini dibutuhkan karena sangat berkaitan erat dengan tujuan akhirnya, ini nanti sampah akan dijadikan apa," kata Khairul. Salah satu yang telah berhasil dilaksanakan adalah pemanfaatan gas metan dari proses pembusukan sampah di TPA Cahaya Kencana, menjadi sumber energi terbarukan.  TPA yang berlokasi di Desa Padang Panjang Kecamatan Karang Intan ini memiliki luas area 28 hektare (16,5 ha sudah digunakan), dengan rata-rata produksi timbunan 150 meter kubik sampah per hari.
sumber : SINDONEWS.COM

Sampah adalah sisa bahan yang sudah tidak kita gunakan lagi. Menurut sifatnya, sampah digolongkan menjadi 2 jenis yaitu :
1. Sampah Organik yaitu sampah yang masih bisa di urai atau mudah membusuk, seperti sisa makanan, sayuran, kulit buah-buahan, daun-daun kering. Sampah jenis ini bisa dimanfaatkan menjadi pupuk kompos.
2. Sampah Anorganik yaitu sampah yang sulit diuraikan atau susah membusuk, seperti plastik, sterofom, botol, kaleng, kertas. Sampah jenis ini masih bisa di jual untuk dijadikan barang yang lebih menarik.
Setiap hari sampah selalu di produksi dari hasil kegiatan manusia. Salah satu sampah yang paling banyak di gunakan adalah plastik. Contohnya ketika berbelanja ke pasar, supermarket, membeli makanan, baju, membawa sesuatu dsb. Plastik menjadi idaman setiap manusia karna plastik dianggap sangat praktis dan harganya yang terjangkau. Bayangkan jika setiap harinya minimal setiap manusia menggunakan 2 plastik. Berapa juta ton sampah plastik yang dihasilkan?
Dampak dari kegiatan menggunakan plastik itu bisa sangat mengkhawatirkan. Pernahkah anda melihat gunung-gunung sampah yang berada di TPS?



Lalu ketika sampah itu sudah mengunung apakah kita sebagai manusia hanya berdiam diri atau menanbah lagi volume sampah yang berada di TPS?
Jika hal tersebut terus terjadi dan tidak ada yang mengatasinya maka itu sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Dampak dari sampah tersebut dapat menyebabkan bau busuk yang sangat menyengat, kondisi tanah yang buruk, pemandangan yang tidak sedap serta bakteri-bakteri yang bisa tumbuh diantara sampah tersebut bisa menyebabkan berbagai penyakit seperti diare dsb. Apalagi jika kebiasaan menghasilkan sampah tersebut tidak di dukung dengan membuang sampah pada tempatnya. Tentunya sampah bisa bertebaran disekitar lingkungan kita seperti di pinggiran jalanan, sungai, pinggiran kali, pantai, bahkan taman kota. Hal itu sangat mengkhawatirkan. Selain merusak pemandangan, sampah-sampah yang umumnya banyak ditemukan di tempat pariwisata bisa mengurangi kualitas kebersihan tempat tersebut, bisa mengurangi minat pengunjung untuk datang. Menurut saya sebagai manusia yang bijaksana, kita dapat menggunakan sesuatu yang akhirnya akan menjadi sampah dengan bijaksana pula. Kalau kita malas dalam mendaur ulang sampah, maka janganlah kita menghasilkan sampah yang banyak setiap harinya. Ada cara-cara untuk menghemat sampah diantaranya :
1. Menggunakan paperbag yang terbuat dari bahan ramah lingkungan
2. Membawa minuman menggunakan botol dari rumah, sehingga kita tidak perlu membeli botol air mineral yang terbuat dari plastik
3. Mendaur ulang sesuatu yang masih bermanfaat
4. Mengganti sterofom dengan kertas minyak

Berita di atas dapat menjadi referensi bagi setiap orang untuk ikut membantu memilah sampah di sekitar rumahnya, memanfaatkan sampah, agar dapat membantu Pemerintah Kota untuk mengurangi masalah sampah. Memang masalah sampah tidak bisa dilakukan sendiri, butuh uluran tangan dari orang banyak untuk bahu-membahu mengatasi masalah sampah terutama bantuan dari pemerintah. Pemerintah harus tegas dalam melaksanakan kegiatan untuk mengatasi masalah sampah sehingga warganya pun antusias. Karna sampah berasal dari manusia, maka manusia lah yang harus bertanggung jawab dengan sampah yang diproduksinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar