Menyulap
Sampah Menjadi Manfaat
Kurnia
Illahi
Sabtu, 4 Oktober 2014 −
15:08 WIB
Bupati
Banjar Khairul Saleh (kiri) saat demo penggunaan gas untuk rumah tangga dari
pengelolaan sampah.
JAKARTA - Pengelolaan sampah
menjadi persoalan bagi hampir sebagian kota di Indonesia. Butuh upaya keras
untuk menangani masalah sampah. Salah satunya seperti yang dilakukan Pemerintah
Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Dengan program Sampah Membawa Berkah, pemerintah
setempat tidak hanya menciptakan lingkungan bersih. Tapi juga memberikan
manfaat bagi masyarakat. Program Sampah Membawa Berkah mengubah urusan
pengelolaan sampah yang sebelumnya selalu rumit dan bermasalah, menjadi mudah
dan justru menguntungkan.
"Kami menyulap TPA (tempat
pembuangan akhir) yang dulunya kumuh, kotor, dan bau menjadi TPA yang nyaman,
sehat dan malah menghasilkan listrik dan gas," kata Bupati Banjar Sultan H
Khairul Saleh, Sabtu (4/10/2014) dalam keterangan pers.
Ide program ini muncul dari
pengalaman panjang Kabupaten Banjar dalam mengelola sampah, ketika TPA tidak
lagi mampu menampung volume sampah setiap hari. Peningkatan volume sampah yang
terus terjadi seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, membuat paradigma
pengelolaan sampah harus diubah.
"Dulu paradigmanya hanya
kumpul, angkut, buang. Akhirnya sampah menumpuk dan TPA tak sanggup
menampung," ujar Khairul
Oleh karena itu, kata dia, dibuat
sistem pengelolaan baru dengan sejumlah rangkaian. Sampah sudah harus dipilah
sejak dari rumah, dipilih mana yang bisa masuk bank sampah, dikumpulkan di
tempat pembuangan sampah (TPS). Di setiap TPS disediakan bak sampah berbeda
sesuai peruntukan, yakni untuk bak sampah plastik, bak gelas, bak logam, dan
bak untuk kertas. Sampah dari TPS lalu diangkut dan dipilah lagi di TPA. Program
ini dilaksanakan oleh Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Banjar, dengan
menggandeng sejumlah kelompok swadaya masyarakat (KSM). KSM melakukan edukasi kepada masyarakat untuk
melakukan pemilahan sampah sejak di rumah tangga, pasar, maupun toko/warung.
"Pemilahan sampah ini
dibutuhkan karena sangat berkaitan erat dengan tujuan akhirnya, ini nanti
sampah akan dijadikan apa," kata Khairul. Salah satu yang telah berhasil
dilaksanakan adalah pemanfaatan gas metan dari proses pembusukan sampah di TPA
Cahaya Kencana, menjadi sumber energi terbarukan. TPA yang berlokasi di Desa Padang Panjang
Kecamatan Karang Intan ini memiliki luas area 28 hektare (16,5 ha sudah
digunakan), dengan rata-rata produksi timbunan 150 meter kubik sampah per hari.
sumber : SINDONEWS.COM
Sampah adalah sisa bahan yang
sudah tidak kita gunakan lagi. Menurut sifatnya, sampah digolongkan menjadi 2
jenis yaitu :
1. Sampah Organik yaitu sampah
yang masih bisa di urai atau mudah membusuk, seperti sisa makanan, sayuran,
kulit buah-buahan, daun-daun kering. Sampah jenis ini bisa dimanfaatkan menjadi
pupuk kompos.
2. Sampah Anorganik yaitu sampah
yang sulit diuraikan atau susah membusuk, seperti plastik, sterofom, botol,
kaleng, kertas. Sampah jenis ini masih bisa di jual untuk dijadikan barang yang
lebih menarik.
Setiap hari sampah selalu di
produksi dari hasil kegiatan manusia. Salah satu sampah yang paling banyak di
gunakan adalah plastik. Contohnya ketika berbelanja ke pasar, supermarket,
membeli makanan, baju, membawa sesuatu dsb. Plastik menjadi idaman setiap
manusia karna plastik dianggap sangat praktis dan harganya yang terjangkau.
Bayangkan jika setiap harinya minimal setiap manusia menggunakan 2 plastik.
Berapa juta ton sampah plastik yang dihasilkan?
Dampak dari kegiatan menggunakan
plastik itu bisa sangat mengkhawatirkan. Pernahkah anda melihat gunung-gunung
sampah yang berada di TPS?
Lalu ketika sampah itu sudah
mengunung apakah kita sebagai manusia hanya berdiam diri atau menanbah lagi
volume sampah yang berada di TPS?
Jika hal tersebut terus terjadi
dan tidak ada yang mengatasinya maka itu sangat berpengaruh pada kehidupan
manusia. Dampak dari sampah tersebut dapat menyebabkan bau busuk yang sangat
menyengat, kondisi tanah yang buruk, pemandangan yang tidak sedap serta
bakteri-bakteri yang bisa tumbuh diantara sampah tersebut bisa menyebabkan
berbagai penyakit seperti diare dsb. Apalagi jika kebiasaan menghasilkan sampah
tersebut tidak di dukung dengan membuang sampah pada tempatnya. Tentunya sampah
bisa bertebaran disekitar lingkungan kita seperti di pinggiran jalanan, sungai,
pinggiran kali, pantai, bahkan taman kota. Hal itu sangat mengkhawatirkan.
Selain merusak pemandangan, sampah-sampah yang umumnya banyak ditemukan di
tempat pariwisata bisa mengurangi kualitas kebersihan tempat tersebut, bisa
mengurangi minat pengunjung untuk datang. Menurut saya sebagai manusia yang
bijaksana, kita dapat menggunakan sesuatu yang akhirnya akan menjadi sampah
dengan bijaksana pula. Kalau kita malas dalam mendaur ulang sampah, maka
janganlah kita menghasilkan sampah yang banyak setiap harinya. Ada cara-cara
untuk menghemat sampah diantaranya :
1. Menggunakan paperbag yang
terbuat dari bahan ramah lingkungan
2. Membawa minuman menggunakan
botol dari rumah, sehingga kita tidak perlu membeli botol air mineral yang terbuat
dari plastik
3. Mendaur ulang sesuatu yang
masih bermanfaat
4. Mengganti sterofom dengan
kertas minyak
Berita di atas dapat menjadi
referensi bagi setiap orang untuk ikut membantu memilah sampah di sekitar
rumahnya, memanfaatkan sampah, agar dapat membantu Pemerintah Kota untuk
mengurangi masalah sampah. Memang masalah sampah tidak bisa dilakukan sendiri,
butuh uluran tangan dari orang banyak untuk bahu-membahu mengatasi masalah
sampah terutama bantuan dari pemerintah. Pemerintah harus tegas dalam
melaksanakan kegiatan untuk mengatasi masalah sampah sehingga warganya pun antusias.
Karna sampah berasal dari manusia, maka manusia lah yang harus bertanggung
jawab dengan sampah yang diproduksinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar