Rabu, 21 Januari 2015

Manusia dan Kegelisahan




Manusia dan Kegelisahan

Sigmund Freud ahli psikonalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia, yaitu:

1.    Kecemasan Obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah perasaan sebagai akibat pengamatan atau bahaya dari luar. Pengalaman bagaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat bawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada di dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya

 contoh:
·         Jika ada seseorang yang takut kegelapan, tiba-tiba listrik di rumahnya padam pada malam hari dan menyebabkan gelap disekeliling , maka kecemasan akan mencekam seseorang itu.
·         kecemasan yang dialami seorang anak akan nampak ketika ia sudah beranjak dewasa, misalnya ia mendapat perlakuan yang kejam dari ayahnya. Mungkin ia akan selalu cemas apabila berhadapan dengan orang yang seusia ayahnya atau bisa juga ia memiliki rasa dendam terhadap sosok ayah sebagai pelampiasannya.

2. Kecemasan Neorotik (syaraf)
 Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah, menurut Sigmund Freud, dibagi menjadi 3, yakni :

  • Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dan lingkungannya. Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut pada id-nya sendiri, sehingga menekan ego. Contohnya Bila ada satu keluarga dan keluarga tersebut pindah dikarenakan sang ayah diberitahu oleh kepala perusahaanya bahwa ia akan pindah kerja bulan depan ke kota lain. Sehingga satu keluarga harus pindah. Satu keluarga nampak gelisah karena tinggal ditempat yang lama ia sudah betah, dan membayangkan betapa sulitnya mereka untuk berkomunikasi lagi dengan tetangga baru mereka.

  • Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adlah bahwa intensitet ketakutan melebihi proprsi yang sebenarnya dari obyek yang ditakutkan. Contoh : Bila seorang gadis takut memegang benda yang terbuat dari karet, Ia tidak mengetahui menyebab ketakutan tersebut. Setelah dianalisis ketika masih kecil gadis tersebut dihukum oleh ayahnya dikarenakan berebut balon dengan saudaranya. Hukuman yang didapatnya dan perasaan bersalah menjadi terhubung dengan balon karet.

  • Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap, dan sebagainya. Reaksi ini munculnya secara tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan seseoarang dari kecemasan neorotis. Contoh : Seseorang yang tidak bisa tampil didepan umum maka bila disuruh tampil didepan umum, orang tersebut akan gelisah dan hilang keseimbangan.menjadikan kepanikan yang bisa menyebabkan gemetar yang berlebihan.

3. Kecemasan Moril
Kecemasan ini disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki macam-macam emosi antara lain : iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang. Sifat-sifat yang speperti ini adalah sifat terpuji, bahkan membuat takut, cemas, dan putus asa.

Contoh :
Bila ada seseoarang yang merasa dirinya kurang cantik, maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan, sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga kawan-kawannya lebih dinilai sebagai lawan. Dengan demikian ketidakmampuannya menyamai kawan-kawannya menimbulkan kecemasan moril.     
  

Manusia dan Keadilan



Manusia dan Keadilan

Apa yang dimaksud dengan keadilan?

Menurut saya, keadilan adalah rasa nyaman yang tercipta apabila seseorang sudah menjalankan kewajibannya dan mendapatkan haknya. Keadilan tidak boleh berat sebelah, harus sama rata.

Sedangkan Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil.

Selanjutnya untuk mewujudkan keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni :
1. Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
3. Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan
4. Sikap suka bekerja keras.
5. Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.

Asas yang menuju dan terciptanya keadilan sosial itu akan dituangkan dalam berbagai langkah dan kegiatan, antara lain melalui delapan jalur pemerataan yaitu :
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan, sandang dan perumahan.
2.      Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
3.      Pemerataan pembagian pendapatan.
4.      Pemerataan kesempatan kerja.
5.      Pemerataan kesempatan berusaha.
6.    Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan  kaum wanita.
7.      Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air.
8.      Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.


Berbagai Macam Keadilan



a)   Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (Than man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.

b)   Keadilan Distributif
Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally) Sebagai contoh: Ali bekerja 10 tahun dan budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara Ali dan Budi, yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja. Andaikata Ali menerima Rp.100.000,-maka Budi harus menerima Rp. 50.000,-. Akan tetapi bila besar hadiah Ali dan Budi sama, justru hal tersebut tidak adil.

c)   Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.

Contoh :
Dr.Sukartono dipanggil seorang pasien, Yanti namanya, sebagai seorang dokter ia menjalankan tugasnya dengan baik. Sebaliknya Yanti menanggapi lebih baik lagi. Akibatnya, hubungan mereka berubah dari dokter dan pasien menjadi dua insan lain jenis saling mencintai. Bila dr. sukartono belum berkeluarga mungkin keadaan akan baik saja, ada keadilan komutatif. Akan tetapi karena dr. sukartono sudah berkeluarga, hubungan itu merusak situasi rumah tangga, bahkan akan menghancurkan rumah tangga. Karena Dr.Sukartono melalaikan kewajibannya sebagai suami, sedangkan Yanti merusak rumah tangga Dr.Sukartono.

Selasa, 20 Januari 2015

Claustrophobia dan Agrophobia



Manusia & Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita. Penderitaan identik dengan rasa sakit, sengsara, tidak menyenangkan. Contoh salah satu penderitaan adalah phobia. Apa itu phobia? yang kita tau bahwa phobia adalah rasa takut yang berlebihan terhadap suatu hal tertentu atau benda yang bersifat tidak rasional. Phobia ada 3 jenis yaitu :
1. Phobia spesifik atau sederhana (phobia terhadap suatu objek atau keadaan tertentu)
2. Phobia sosial (phobia terhadap lingkungan sosial)
3. Phobia kompleks (phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka)

Contoh phobia spesifiik:

·         Claustrophobia: dari bahasa Latin claustrum "tempat tertutup" dan Yunani phóbos "takut") adalah sebuah penyakit ketakutan terhadap tempat-tempat sempit, terjebak atau tempat tertutup/terkunci. Contohnya seperti di toilet, lift. Gejala dari penderita ini diantaranya :
1.       Masalah pernapasan
2.       Mendadak sakit, seperti mual, muntah, jantung berdetak cepat
3.       Gelisah
4.       Perubahan neurologis, seperti gemetar, berkeringat, atau rasa pusing.
(Gejala diatas dirasakan saat berada di dalam ruangan kecil atau tertutup)
5.       Menghindari berada di ruangan kecil atau tertutup, penderita ini lebih suka berada di tempat luas dan terbuka seperti taman

·         Agrophobia: berasal dari kata Latin agora yang berarti pasar di luar ruang, penderita phobia ini bukan takut akan ruangan terbuka atau ramai, melainkan adalah jenis fobia dengan ketakutan dasar yang berasal dari perasaan terjebak di tempat umum, saat seseorang akan sulit untuk dapat melarikan diri, dan rasa takut tidak akan tersedianya pertolongan apabila seseorang mengalami serangan panik saat berada di ruangan terbuka atau ramai. Gejala yang timbul jika penderita ini mengalami panik:
1.       Detak jantung sangat cepat
2.       Napas terengah-engah
3.       Badan terasa panas dan berkeringat
4.       Lebih sering berada dirumah
5.       Takut sendiri, sehingga bergantung dengan orang lain.